Minggu, 14 Juni 2015
Senin, 04 Mei 2015
06.22
No comments
Kisah Inspiratif Saya Mencari Istri Yang Setia Untuk Suamiku
Ini adalah kisah nyata dari Wanita muda yang menderita tumor otak stadium akhir yang bernama Feng Ying, 23 Tahun istri dari pemuda tampan bernama Yang Haibing . Walaupun mereka belum lama saling mengenal, Haibing melamar Ying Ying di sebuah Rumah Sakit ketika Ying Ying dirawat di Rumah Sakit tersebut. denagn sikap yang tidak romantis seperti saat pria melamar wanita dengan Bunga atau pun cincin. Haibing berteriak dengan lantang menggunakan megaphone seperti penjual sayur keliling. Karena sikap yang tidsk romantis Ying Ying menolak lamaran Haibing.
Karena keseriusan Haibing akhirnya Ying Ying menerima lamaran tersebut. Dalam kurun Waktu kurang dari satu bulan Haibing menikahi Ying Ying tanpa sepengetahuan keluarga Haibing. Pada akhirnya keluarga haibing tidak merestui pernikahan mereka. dengan usaha yang gigih untuk meyakinkan kedua orang tuanya Haibing rela bersujut setiap hari untuk mendapatkan restu kedua orang tuanya. Hingga akhirnya orang tua Haibing luluh dan merestui pernikahan mereka.
Dengan penuh perhatian dan kasih sayang Haibing merawat Ying Ying yang sedang dalam keadaan sakit. menggendong mencuci kakinya dan merawatnya setiap hari. Hingga suatu saat sang suami meminta Ying Ying untuk menjalankan operasi kedua. dengan menjual rumah mereka untuk membiayai operasi Ying Ying. Awalnya Ying Ying menolak sampai akhirnya Haibing meluluhkan hatinya. sehari sebelum keberangkatannya ke Beijing untuk operasi tempurung kepala Ying Ying menyampaikan impiannya pada sebuah Reality Show Untuk mencarikan istri yang setia untuk suaminya ketika dia tidak bisa bangun lagi saat operasi usai. Karena perjuangan dan kegigihan sang suami pada akhirnya program Reality Show ( Panggung Impian ) tersebut membiayai seluruh operasi Ying Ying dengan fasilitas dokter terbaik.
Sebelum menjalani oprasi, Haibing berpesan kepada Ying Ying " Kumohon... Kau harus keluar! saya bisa menunggu selamanya kamu disini.. aku tidak bisa kehilangan kamu.. Saya tidak akan pergi, saya akan menunggumu di pintu ruang operasi.. aku akan menunggumu keluar...aku ingin hidup bersamamu selamanya.."Pada tanggal 6 Mei 2014, Feng Ying telah melakukan operasi di rumah sakit Tiantan Beijing. Dengan semangatnya yang kuat untuk bertahan hidup serta suami yang selalu memotivasi dan setia mendampingi dalam keadaan apapun akhirnya operasi Ying Ying berhasil dan saat ini mereka hidup dengan bahagia.
Berikut adalah Link video inspirasi tersebut:
Kisah Inspiratif Saya mencari Istri yang Setia Untuk Suamiku
https://www.youtube.com/watch?v=ThvXDyOTjcI
Kisah Inspiratif Manusia Untuk Apa Jatuh Cinta
https://www.youtube.com/watch?v=Hz5Nl_EwAX8
Jumat, 01 Mei 2015
Proses Fotosintesis pada tumbuhan Hijau
05.36
No comments
Fotosintesis adalah suatu proses biokimia yang dilakukan tumbuhan,
alga, dan beberapa jenis bakteri untuk memproduksi energi terpakai
(nutrisi) dengan memanfaatkan energi cahaya.
fotosintesis adalah fungsi utama dari daun. Proses fotosintesis sangat penting bagi kehidupan di bumi karena hampir semua makhluk hidup tergantung pada proses ini. Proses Fotosintesis juga berjasa menghasilkan sebagian besar oksigen yang terdapat di atmosfer bumi.




fotosintesis adalah fungsi utama dari daun. Proses fotosintesis sangat penting bagi kehidupan di bumi karena hampir semua makhluk hidup tergantung pada proses ini. Proses Fotosintesis juga berjasa menghasilkan sebagian besar oksigen yang terdapat di atmosfer bumi.
Organisme yang menghasilkan energi melalui fotosintesis (photos
berarti cahaya) disebut sebagai fototrof. Fotosintesis merupakan salah
satu cara asimilasi karbon karena dalam fotosintesis karbon bebas dari
CO2 diikat (difiksasi) menjadi gula sebagai molekul penyimpan energi.
Cara lain yang ditempuh organisme untuk mengasimilasi karbon adalah
melalui kemosintesis, yang dilakukan oleh sejumlah bakteri belerang.

Fotosintesis pada tumbuhan
Tumbuhan hijau daun bersifat autotrof. Autotrof artinya dapat memasak atau mensintesis makanan langsung dari senyawa anorganik. Tumbuhan menyerap karbondioksida dan air untuk menghasilkan gula dan oksigen yang diperlukan sebagai makanannya. Energi untuk menjalankan proses ini berasal dari fotosintesis. Perhatikan persamaan reaksi yang menghasilkan glukosa berikut ini:
6H2O + 6CO2 + cahaya → C6H12O6 (glukosa) + 6O2Tumbuhan hijau daun bersifat autotrof. Autotrof artinya dapat memasak atau mensintesis makanan langsung dari senyawa anorganik. Tumbuhan menyerap karbondioksida dan air untuk menghasilkan gula dan oksigen yang diperlukan sebagai makanannya. Energi untuk menjalankan proses ini berasal dari fotosintesis. Perhatikan persamaan reaksi yang menghasilkan glukosa berikut ini:
Glukosa dapat digunakan untuk membentuk senyawa organik lain
seperti selulosa dan dapat pula digunakan sebagai bahan bakar. Proses
ini berlangsung melalui respirasi seluler yang terjadi baik pada hewan
maupun tumbuhan. Secara umum reaksi yang terjadi pada respirasi seluler
adalah kebalikan dengan persamaan di atas. Pada respirasi, gula
(glukosa) dan senyawa lain akan bereaksi dengan oksigen untuk
menghasilkan karbondioksida, air, dan energi kimia.

Tumbuhan menyerap cahaya karena mempunyai pigmen yang disebut
klorofil. Pigmen inilah yang memberi warna hijau pada tumbuhan. Klorofil
terdapat dalam organel yang disebut kloroplast. klorofil menyerap
cahaya yang akan digunakan dalam fotosintesis. Sebagian besar energi
fotosintesis dihasilkan di daun tetapi juga dapat terjadi pada organ tumbuhan yang berwarna hijau. Di dalam daun
terdapat lapisan sel yang disebut mesofil yang mengandung setengah juta
kloroplas setiap milimeter perseginya. Cahaya akan melewati lapisan
epidermis tanpa warna dan yang transparan, menuju mesofil, tempat
terjadinya sebagian besar proses fotosintesis. Permukaan daun
biasanya dilapisi oleh kutikula dari lilin yang bersifat anti air untuk
mencegah terjadinya penyerapan sinar matahari ataupun penguapan air
yang berlebihan.


Reaksi- Reaksi pada proses fotosintesis
Proses fotosintesis masih terus diselidiki karena masih ada sejumlah
tahap yang belum bisa dijelaskan, meskipun sudah sangat banyak yang
diketahui tentang proses vital ini. Proses fotosintesis sangat kompleks
karena melibatkan semua cabang ilmu pengetahuan alam utama, seperti
fisika, kimia, maupun biologi sendiri. Pada tumbuhan, organ utama tempat
berlangsungnya fotosintesis adalah daun. Namun secara umum, semua sel
yang memiliki kloroplast berpotensi untuk melangsungkan reaksi ini. Di
organel inilah tempat berlangsungnya fotosintesis, tepatnya pada bagian
stroma. Hasil fotosintesis (disebut fotosintat) biasanya dikirim ke
jaringan-jaringan terdekat terlebih dahulu. Pada dasarnya, rangkaian
reaksi fotosintesis dapat dibagi menjadi dua bagian utama: reaksi terang
(karena memerlukan cahaya) dan reaksi gelap (tidak memerlukan cahaya
tetapi memerlukan karbon dioksida).
Reaksi terang
Reaksi terang adalah proses untuk menghasilkan ATP dan reduksi NADPH2. Reaksi ini memerlukan molekul air. Proses diawali dengan penangkapan foton oleh pigmen sebagai antena. Pigmen klorofil menyerap lebih banyak cahaya terlihat pada warna biru (400-450 nanometer) dan merah (650-700 nanometer) dibandingkan hijau (500-600 nanometer). Cahaya hijau ini akan dipantulkan dan ditangkap oleh mata kita sehingga menimbulkan sensasi bahwa daun berwarna hijau. Fotosintesis akan menghasilkan lebih banyak energi pada gelombang cahaya dengan panjang tertentu. Hal ini karena panjang gelombang yang pendek menyimpan lebih banyak energi. Di dalam daun, cahaya akan diserap oleh molekul klorofil untuk dikumpulkan pada pusat-pusat reaksi. Tumbuhan memiliki dua jenis pigmen yang berfungsi aktif sebagai pusat reaksi atau fotosistem yaitu fotosistem II dan fotosistem I. Fotosistem II terdiri dari molekul klorofil yang menyerap cahaya dengan panjang gelombang 680 nanometer, sedangkan fotosistem I 700 nanometer. Kedua fotosistem ini akan bekerja secara simultan dalam fotosintesis, seperti dua baterai dalam senter yang bekerja saling memperkuat.
Fotosintesis dimulai ketika cahaya mengionisasi molekul klorofil pada fotosistem II, membuatnya melepaskan elektron yang akan ditransfer sepanjang rantai transpor elektron. Energi dari elektron ini digunakan untuk fotofosforilasi yang menghasilkan ATP, satuan pertukaran energi dalam sel. Reaksi ini menyebabkan fotosistem II mengalami defisit atau kekurangan elektron yang harus segera diganti. Pada tumbuhan dan alga, kekurangan elektron ini dipenuhi oleh elektron dari hasil ionisasi air yang terjadi bersamaan dengan ionisasi klorofil. Hasil ionisasi air ini adalah elektron dan oksigen. Oksigen dari proses fotosintesis hanya dihasilkan dari air, bukan dari karbon dioksida. Pendapat ini pertama kali diungkapkan oleh C.B. van Neil yang mempelajari bakteri fotosintetik pada tahun 1930-an. Bakteri fotosintetik, selain sianobakteri, menggunakan tidak menghasilkan oksigen karena menggunakan ionisasi sulfida atau hidrogen.
Pada saat yang sama dengan ionisasi fotosistem II, cahaya juga mengionisasi fotosistem I, melepaskan elektron yang ditransfer sepanjang rantai transpor elektron yang akhirnya mereduksi NADP menjadi NADPH.
Reaksi gelap
ATP dan NADPH yang dihasilkan dalam proses fotosintesis memicu berbagai proses biokimia. Pada tumbuhan proses biokimia yang terpicu adalah siklus Calvin yang mengikat karbon dioksida untuk membentuk ribulosa (dan kemudian menjadi gula seperti glukosa). Reaksi ini disebut reaksi gelap karena tidak bergantung pada ada tidaknya cahaya sehingga dapat terjadi meskipun dalam keadaan gelap (tanpa cahaya).
Reaksi terang
Reaksi terang adalah proses untuk menghasilkan ATP dan reduksi NADPH2. Reaksi ini memerlukan molekul air. Proses diawali dengan penangkapan foton oleh pigmen sebagai antena. Pigmen klorofil menyerap lebih banyak cahaya terlihat pada warna biru (400-450 nanometer) dan merah (650-700 nanometer) dibandingkan hijau (500-600 nanometer). Cahaya hijau ini akan dipantulkan dan ditangkap oleh mata kita sehingga menimbulkan sensasi bahwa daun berwarna hijau. Fotosintesis akan menghasilkan lebih banyak energi pada gelombang cahaya dengan panjang tertentu. Hal ini karena panjang gelombang yang pendek menyimpan lebih banyak energi. Di dalam daun, cahaya akan diserap oleh molekul klorofil untuk dikumpulkan pada pusat-pusat reaksi. Tumbuhan memiliki dua jenis pigmen yang berfungsi aktif sebagai pusat reaksi atau fotosistem yaitu fotosistem II dan fotosistem I. Fotosistem II terdiri dari molekul klorofil yang menyerap cahaya dengan panjang gelombang 680 nanometer, sedangkan fotosistem I 700 nanometer. Kedua fotosistem ini akan bekerja secara simultan dalam fotosintesis, seperti dua baterai dalam senter yang bekerja saling memperkuat.
Fotosintesis dimulai ketika cahaya mengionisasi molekul klorofil pada fotosistem II, membuatnya melepaskan elektron yang akan ditransfer sepanjang rantai transpor elektron. Energi dari elektron ini digunakan untuk fotofosforilasi yang menghasilkan ATP, satuan pertukaran energi dalam sel. Reaksi ini menyebabkan fotosistem II mengalami defisit atau kekurangan elektron yang harus segera diganti. Pada tumbuhan dan alga, kekurangan elektron ini dipenuhi oleh elektron dari hasil ionisasi air yang terjadi bersamaan dengan ionisasi klorofil. Hasil ionisasi air ini adalah elektron dan oksigen. Oksigen dari proses fotosintesis hanya dihasilkan dari air, bukan dari karbon dioksida. Pendapat ini pertama kali diungkapkan oleh C.B. van Neil yang mempelajari bakteri fotosintetik pada tahun 1930-an. Bakteri fotosintetik, selain sianobakteri, menggunakan tidak menghasilkan oksigen karena menggunakan ionisasi sulfida atau hidrogen.
Pada saat yang sama dengan ionisasi fotosistem II, cahaya juga mengionisasi fotosistem I, melepaskan elektron yang ditransfer sepanjang rantai transpor elektron yang akhirnya mereduksi NADP menjadi NADPH.
Reaksi gelap
ATP dan NADPH yang dihasilkan dalam proses fotosintesis memicu berbagai proses biokimia. Pada tumbuhan proses biokimia yang terpicu adalah siklus Calvin yang mengikat karbon dioksida untuk membentuk ribulosa (dan kemudian menjadi gula seperti glukosa). Reaksi ini disebut reaksi gelap karena tidak bergantung pada ada tidaknya cahaya sehingga dapat terjadi meskipun dalam keadaan gelap (tanpa cahaya).
Faktor yang menentukan kecepatan fotosintesis
Beberapa faktor yang menentukan kecepatan fotosintesis:
- Cahaya
Komponen-komponen cahaya yang mempengaruhi kecepatan laju fotosintesis adalah intensitas, kualitas dan lama penyinaran. Intensitas adalah banyaknya cahaya matahari yang diterima sedangkan kualitas adalah panjang gelombang cahaya yang efektif untuk terjadinya fotosintesis. - Konsentrasi karbondioksida
Semakin banyak karbondioksida di udara, makin banyak jumlah bahan yang dapat digunakan tumbuhan untuk melangsungkan fotosintesis. - Suhu
Enzim-enzim yang bekerja dalam proses fotosintesis hanya dapat bekerja pada suhu optimalnya. Umumnya laju fotosintensis meningkat seiring dengan meningkatnya suhu hingga batas toleransi enzim. - Kadar air
Kekurangan air atau kekeringan menyebabkan stomata menutup, menghambat penyerapan karbon dioksida sehingga mengurangi laju fotosintesis. - Kadar fotosintat (hasil fotosintesis)
Jika kadar fotosintat seperti karbohidrat berkurang, laju fotosintesis akan naik. Bila kadar fotosintat bertambah atau bahkan sampai jenuh, laju fotosintesis akan berkurang. - Tahap pertumbuhan
Penelitian menunjukkan bahwa laju fotosintesis jauh lebih tinggi pada tumbuhan yang sedang berkecambah ketimbang tumbuhan dewasa. Hal ini mungkin dikarenakan tumbuhan berkecambah memerlukan lebih banyak energi dan makanan untuk tumbuh.
Penemuan tentang fotosintesis
Meskipun masih ada langkah-langkah dalam fotosintesis yang belum
dipahami, persamaan umum fotosintesis telah diketahui sejak tahun
1800-an. Pada awal tahun 1600-an, seorang dokter dan ahli kimia, Jan van
Helmont, seorang Flandria (sekarang bagian dari Belgia), melakukan
percobaan untuk mengetahui faktor apa yang menyebabkan massa tumbuhan
bertambah dari waktu ke waktu. Dari penelitiannya, Helmont menyimpulkan
bahwa massa tumbuhan bertambah hanya karena pemberian air. Tapi pada
tahun 1720, ahli botani Inggris, Stephen Hales berhipotesis bahwa pasti
ada faktor lain selain air yang berperan. Ia berpendapat faktor itu
adalah udara. Joseph Priestley, seorang ahli kimia dan pendeta,
menemukan bahwa ketika ia menutup sebuah lilin menyala dengan sebuah
toples terbalik, nyalanya akan mati sebelum lilinnya habis terbakar. Ia
kemudian menemukan bila ia meletakkan tikus dalam toples terbalik
bersama lilin, tikus itu akan mati lemas. Dari kedua percobaan itu,
Priestley menyimpulkan bahwa nyala lilin telah “merusak” udara dalam
toples itu dan menyebabkan matinya tikus. Ia kemudian menunjukkan bahwa
udara yang telah “dirusak” oleh lilin tersebut dapat “dipulihkan” oleh
tumbuhan. Ia juga menunjukkan bahwa tikus dapat tetap hidup dalam toples
tertutup asalkan di dalamnya juga terdapat tumbuhan. Pada tahun 1778,
Jan Ingenhousz, dokter kerajaan Austria, mengulangi eksperimen
Priestley. Ia menemukan bahwa cahaya matahari berpengaruh pada tumbuhan
sehingga dapat “memulihkan” udara yang “rusak”. Akhirnya di tahun 1796,
Jean Senebier, seorang pastor Perancis, menunjukkan bahwa udara yang
“dipulihkan” dan “merusak” itu adalah karbon dioksida yang diserap oleh
tumbuhan dalam fotosintesis. Tidak lama kemudian, Theodore de Saussure
berhasil menunjukkan hubungan antara hipotesis Stephen Hale dengan
percobaan-percobaan “pemulihan” udara. Ia menemukan bahwa peningkatan
massa tumbuhan bukan hanya karena penyerapan karbon dioksida, tetapi
juga oleh pemberian air. Melalui serangkaian eksperimen inilah akhirnya
para ahli berhasil menggambarkan persamaan umum dari fotosintesis yang
menghasilkan makanan (seperti glukosa)Morfologi dan Anatomi Kelinci
05.34
No comments
Morfologi dan anatomi
kelinci (Lepus nigricollis)
A.
Ciri umum
kelas mamalia
Asal usul Mamalia adalah dari bangsa reptil,
Mamalia memiliki karakter struktural yang membedakan dari kehidupan vertebrata
lain. Ciri utama dari Mamalia adalah adanya kelenjar susu, yang berfungsi
sebagai sumber makanan untuk anaknya. Kelenjar lain yang biasa ditemukan adalah
kelenjar minyak (sebasea) dan kelenjar keringat (sudorifera).
Rambut tumbuh selama periode tertentu dalam hidupnya, meskipun berkurang atau
tidak ada sama sekali pada stadium tua (Sukiya, 2005).
Kelinci (Lepus nigricollis) termasuk
kedalam kingdom animalia dan kelas mammalia yang mempunyai berat tubuh 1,35-7
kg dengan panjang 40-70 cm. Kelinci (Lepus nigricollis) merupakan kelompok
hewan yang paling sempurna baik morfologi ataupun anatominya karena ia
mempunyai susunan organ yang kompleks dan susunan metabolisme didalam tubuhnya
yang juga kompleks. Hewan ini banyak ditemukan dimana-dimana.(Boolotion, 1979).
Tubuh kelinci (Lepus nigricollis)
dibagi menjadi empat bagian yaitu : caput, cervix, truncus dan cauda. Pada
caput terdapat rima oris, vibrisae, nares, organon visus. Ciri-ciri yang
dimiliki kelas mamalia seperti pada kelinci (Lepus nigricollis) menurut
Anynomous (2007), adalah sebagai berikut : Memiliki kelenjar mammae (merupakan
modifikasi kelenjar peluh) untuk menyusui anaknya. Mempunyai telinga yang
panjang dan kaki belakang yang lebih panjang dari pada kaki depan. kelinci
termasuk hewan tetrapoda yang memiliki 4 anggota gerak berupa kaki.
Telinga luar (pinnae) lebar. Mata besar,
dengan membran niktitans. Bibir lembek dan fleksibel. Disekitar moncong ada
rambut-rambut panjang (vibrisae). Kaki depan lebih kecil dari kaki belakang.
Ekor pendek. Anus dibawah ekor. Lubang urogenital disebelah anterior anus
(Brotowidjoyo, 1994).
Menurut Brotowijoyo (1994), kaki
belakang panjang dan kuat, digunakan untuk melompat. Jari-jari kaki depan
berjumlah 5 jari dan kaki belakang terdapat 4 jari. Kulit tubuh berambut lebat,
menutup hampir seluruh tubuh. vibrisae ditemukan diujung moncong yang mana
berfungsi sebagai pendeteksi makanan pada waktu didalam tanah. Pada hewan ini
terdapat 4-5 pasang puting susu di ventrum yang terdapat pada hewan
betina.
Di indonesia, khusunya di Jawa,
kelinci dibawa oleh orang-orang Belanda sebagai ternak hias pada tahun 1835.
Hingga tahun 1912 kelinci (Lepus nigricollis) diklasifikasikan dalam
ordo Rodensia (Rodent), selanjutnya dalam klasifikasi biologi, kelinci
dimasukkan dalam ordo lagomorpha Brotowijoyo (1994).
B. Anatomi kelas mamalia
1.
Sistem syaraf
Sistem syaraf terdiri atas dua bagian yaitu, syaraf pusat dan syaraf perifer.
Dan sebagai pusat adalah otak dan medula spinalis (sumsum tulang belakang).
Sistem syaraf pusat memiliki tugas untuk mengolah informasi yang masuk, otak
depan untuk membau, otak tengah untuk melihat, dan otak belakang untuk
mendengar. Sedangkan pada sistem syaraf tepi (perifer) memiliki fungsi untuk
mengumpulkan informasi yang berbentuk rangsangan listrik (impuls) dari berbagai
organ dalam dan luar untuk disampaikan pada syaraf pusat, juga membawa impuls
dari syaraf menuju pusat motorik tubuh (Jasin, 1984).
2. Sistem Rangka
Skeleton sebagian besar terdiri atas tulang
keras dan tulang rawan pada permukaannya sambung menyambung pada bagian
tertentu. Disamping tulang rawan terdapat tulang membran dan kadang-kadang
tendon tertentu yang berisi sel-sel tulang dikenal sebagai ossemoidus. (Jasin,
1984).
Sistem skeleton pada kelinci sama seperti pada mamalia lainnya (termasuk
manusia). Pada setiap rahang terdapat gigi seri (insisipus), 2 buah di atas dan
satu buah dibawah, gigi taring (caninus) tidak terdapat pada kelinci, gigi
premolar (3 buah di atas dan 2 buah dibawah), gigi molar (3 buah di atas dan 3
buah di bawah) (Brotowidjoyo, 1994).
Rangka dan otot memepunyai hubungan kerja sama
yang erat dengan otot. Bahan rangka dibina atas 3 komponene, yaitu : tulang,
tulang rawan dan jaringan pengikat (Yatim, 1996).
3.
Sistem otot
Pada mamalia ada 3 macam otot, yaitu : otot
lurik, otot polos dan otot jantung. Otot lurik memiliki miofibril yang tampak
memantulkan cahaya berselang-seling, gelap terang berjejer teratur membentuk
seperti pita vertikal terhadap poros otot, sehingga disebut otot lurik. Sel
otot polos berbentuk gelendong. Sel bertetangga yang dihubungkan dengan
junctional compleks, sekeliling sel ada selaput jaringan pengikat endomisium.
Otot jantung dibina atas otot, lurik, bercabang-cabang dan bertemu dengan serat
tetangga, sehingga secara keseluruhan terbentuk jalinan serat otot. Terdapat
pada jantung. Persyarafan : autonom, tak dibawah kesadaran atau kemauan
(involunter).
4.
Sistem
Pencernaan
Sistem pencernaan makanan pada kelinci (Lepus
nigricollis) terdiri dari saluran-saluran pencernaan dan kelenjar
pencernaan. Saluran pencernaan dimulai dari rongga mulut, pharynk, esophagus,
ventriculus, intestinum dan berakhir di anus. Rongga mulut pada kelinci (Lepus
nigricollis) dibentuk oleh atap dan dasar, atap terdiri atas palatum durun yang
berupa langit-langit keras disebelah anterior dan palatum molle yang merupakan
langit-langit lunak dan didalam rongga mulut terdapat gigi yang tertanam dalam
alveolus (lubang dalam rahang). Gigi pada kelinci (lepus nigricollis)
berfungsi untuk memotong atau mengerat makanan. Pharynk berfungsi untuk rongga
dibelakang mulut yang merupakan persimpangan jalan makanan dari jalan
respirasi. Oesophagus merupakan pipa musculus yang sempit yang menembus
diafragma masuk ke dalam abdomen. Ventriculus merupakan kantong sebagai
lanjutan dari oesophagus yang dapat dibedakan atas cardia, pylorus yang
bersambung dengan deodenum dan fundus. Selain itu terdapat juga kelenjar
pencernaan yang meliputi kelenjar ludah, menghasilkan saliva yang mengandung
enzim-enzim pencernaan. Kelenjar empedu dikeluarkan oleh hati, pankreas
menghasilkan hormon insulin dan kelenjar pencernaan (Brotowidjoyo, 1994).
Lidah mempunyai papila perasa. Terdapat 4
pasang kelenjar ludah, yaitu parotid, infraorbital, submaxilari dan sublingual.
Terdapat kandung empedu dengan saluran getah pankreas yang bermuara
kedalam duodenum. Sekum (caecum) bedar berdinding tipis, panjangnya
kira-kira 50 cm dengan apendiks fermiformis (umbai cacing) yang bentuknya
seperti jari (Brotowidjoyo, 1994).
5. Sistem pernafasan
Paru-paru mamalia berada dalam rongga dada,
yang dapat dibesarkan atau disempitkan, sehingga udara dapat keluar masuk.
Percabangan pada paru-paru masih mengalami percabangan-percabangan lagi,
sehingga percabangan yang terkecil tidak lagi diperkuat oleh cincin tulang
rawan dan berakhir pada ujung yang buntu disebut alveolus yang berfungsi
memperluas permukaan paru-paru, sehingga memperbesar kemungkinan mengadakan
pertukaran udara pernafasan oleh kapiler-kapiler pada dinding alveolus
(Brotowidjoyo, 1994).
Urutan jalannya pernafasan pada kelinci (Lepus
nigricollis) adalah :
1. Nares eksterna (Lubang hidung luar)
2. Cavum nasalis (rongga hidung)
3. Nares internal (lubang hidung dalam)
4. Pharink (tekak)
5. Larynk (jakun)
6. Trachea (tenggorok)
7. Bronchus (cabang dari trachea)
8. Bronchiolus (cabang dari brochus)
9. Alveolus (kantong udara)
6.
Sistem
Peredaran Darah
Menurut Yatim (1996), sistem peredaran
darahnya memiliki 3 komponen, yaitu berupa jantung, pembuluh dan darah.
Karakteristik yang paling menonjol pada kelinci
adalah percabangan lengkung aorta menjadi arteri innominator dan arteri
subklavia kiri. Arteri innominator juga bercabang menjadi 3, yaitu arteri
subklavia kanan, arteria karotis kanan, dan arteri karotis kiri (Brotowidjoyo,
1994).
Menurut Anynomous (2007), rongga jantung pada
kelinci terpisah secara sempurna oleh sekat membujur, menjadi rongga jantung
kiri dan kanan. Rongga jantung kiri mengandung darah yang kaya dengan oksigen
yaitu oksigen dari darah arteri. Rongga jantung yang berisi darah yang mengadung
karbondioksida adalah vena. Masing-masing rongga tadi tersekat lagi menjadi
serambi jantung dan bilik jantung yang saling berhubungan dengan katub atau
kleb. Sistem peredaran darah pada kelinci (Lepus nigricollis) merupakan
sistem peredaran darah tertutup.
Pembuluh darah dibagi atas (Yatim, 1996) :
1. Pembuluh
nadi
2. Pembuluh
balik
3. Pembuluh
kapiler
4. Pembuluh
limfa
7.
Sistem
ekskresi
Organ ekskresi pada kelinci (Lepus
nigricollis) yaitu berupa sepasang ginjal (unipapila) yang terletak didaerah
lumbalis sebelah atas peritonium. Cairan urin akan keluar dari masing-masing
ginjal ke bawah melalui pembuluh ureter dan ditampung sementara dalam vesika
urinaria yang berkontraksi sehingga urin akan keluar melalui pembuluh uretra.
Urin pada kelinci juga banyak mengandung kalsium karena pengaruh makanannya dan
dapat berubah warnanya yang dipengaruhi oleh makanannya (Anynomous,
2007).
Pada mamalia ginjal adalah sepasang organ
berbentuk biji kacang merah. Urin keluar meninggalkan ginjal melalui ductus
yang disebut ureter. Kedua ginjal tersebut mengosongkan isinya kedalam kandung
kemih (urinary bladder). Selama urinasi urin meninggalkan tubuh dari kandung
kemih melalui saluran yang di sebut uretra (Campbell, 2003).
8. Sistem reproduksi
Fertilisasi pada kelinci terjadi secara
internal. Testis terkandung dalam saku krotal.perkembangan embrio terjadi di
dalam uterus. Plasenta kelinci terbentuk dari persatuan antara korion dan
allantois. Lama kandungan (gestasi) 30 hari. Mungkin sampai ada 10 buah yang
terjadi simultan. Kelinci dewasa secara seksual berumur 3 bulan (Brotowidjoyo,
1994).
Kelinci terkenal karena sistem reproduksinya
yang betina berevolusi segera setelah senggama sehingga pembuahan terjamin.
Selain itu kelinci betina mempunyai sistem reproduksi yang istimewa yaitu mampu
mengandung 2 rumpun anak sekaligus karena memiliki rahim ganda. Pembuahan pada
rahim yang 1 tidak menghalangi ovulasi pada rahim yang satunya lagi. Gejala ini
di sebut superfetasi dan meskipun langka dianggap cukup sering terjadi (Oliver,
1984).
A.2 Klasifikasi
Menurut Oliver ( 1984), kelinci dapat
diklasifikasikan sebagai berikut:
Kingdom Animalia
Phylum
Chordata
Sub phylum
Vertebrata
Kelas
Mammalia
Ordo
Logomorphia
Famili
Leporidae
Genus
Lepus
Spesies
Lepus nigricollis
C.
Habitat
Kelinci (Lepus nigricollis) merupakan
mamalia yang biasa hidup didarat. Makan dan berkembang biak didaerah yang
banyak tersedia makanan yang cukup, seperti bioma padang rumput, hutan dan sebagainya
(Brotowidjoyo, 1994).
Sedangkan menurut Oliver (1984),
kelinci (Lepus nigricollis) hidup dilingkungan alam bebas dan merupakan
herbivora murni. Selama musim panas makanannya adalah rumput, daun semanggi,
serta tumbuhan-tumbuhan lainnya. Pada musim dingin kelinci makan kulit pohon,
ranting, perdu kering dan biji-bijian.
Perbedaan anatomi dan morfologi akar, batang, dan daun monokotil dan dikotil
05.26
No comments
Perbedaan antara akar tumbuhan monokotil dan dikotil
Hal
|
Monokotil
|
Dikotil
|
Sistem
perakaran
|
serabut
|
Tunggang
|
Struktur
anatomi
|
· Batas antara
ujung akar dengan kaliptra jelas
· Perisikel terdiri
dari beberapa lapis sel berdinding tebal
· Letak berkas
pengangkut antara xilem dan floem pada akar tua tetap berselang-seling
· Mempunyai empulur
yang luas pada pusat akar
· Perisikel hanya
membentuk cabang akar
· Tidak mempunyai
kambium
· Jumlah lengan
protoxilem banyak (lebih dari 12)
|
· Batas antara
ujung akar dengan kaliptra tidak jelas
· Perisikel terdiri
dari satu lapis sel berdinding tebal
· Letak berkas
pengangkut pada akar sekunder bersifat kolateral, xilem di dalam dan floem di
luar
· Mempuyai empulur
sempit atau tidak mempunyai empulur pada pusat akar
· Perisikel membentuk
cabang akar dan dapat membentuk meristem sekunder seperti kambium dan kambium
gabus
· Kambium tampak
sebagai meristem sekunder
· Jumlah lenganxilem
antara 2 sampai 6, jarang lebih
|
Perbedaan struktur batang monokotil dan dikotil
Monokotil
|
Dikotil
|
· Batang tidak
bercabang-cabang
· Hipodermis berupa
sklerenkim
· Pembuluh angkut
tersebar
· Tidak mempunyai
jari-jari empulur
· Tidak mempunyai
kambium vaskular sehingga tidak dapat tumbuh membesar
· Empulur tidak
dapat dibedakan dengan daerah korteks
· Tidak ada
kambium di antara xilem dan floem
|
·
Batang bercabang-cabang
·
Hipodermis berupa sklerenkim
·
Pembuluh angkut teratur dalam susunan lingkaran
atau berselang radial
·
Jari- jari empulur berupa deretan parenkima di
antara berkas pengangkut
·
Mempunyai kambium vaskular, sehigga dapat tumbuh
membesar
·
Dapat dibedakan daerah korteks dan empulur
·
Ada kambium di antara xilem dan floem
|
Perbedaan antara daun tumbuhan monokotil dan dikotil
Perbedaan
|
Monokotil
|
Dikotil
|
Struktur
morfologi
|
Pertulangan
daun sejajar atau melengkung
|
Pertulangan
daun menjari atau menyirip
|
Struktur
anatomi
|
Parenkima
mesofil umumnya tidak terdiferensiasi menjadi jaringan tiang dan bunga karang
|
Parenkima
mesofil terdiferensiasi menjadi jaringan tiang dan bunga karang
|